Resolusi Konflik : Part 1
foto : ilustrasi
Menemukan sebuah solusi dengan cara yang baik adalah suatu hal yang dapat di pelajari dan berkembang sesuai dengan latihan. Dapat didengar bisa jadi tujuan penting dari seseorang yang terlibat konflik. Memahami cara untuk memahami konflik dan mengembangkan taktik komunikasi yang sesuai adalah hal yang menentukan akankah konflik tersebut diakhiri dengan resolusi positif atau negatif. Pertimbangkan skill untuk memahami, skill komunikasi yang sesuai dan startegis baik verbal maupun non-verbal, dan skill untuk menghimpun sebuah rencana manajemen konflik dapat menghasilkan resolusi positif.
Salah satu hal terpenting ketika membicarakan tentang kemampuan memahami adalah cara menggunakan skill tersebut sebagai keuntungan anda.
Komunikasi yang efektif dapat menjadi dorongan yang kuat. Latihlah pemahaman secara aktif dan bersikap dengan tegas. Jangan menguatkan atau berkomunikasi dari sudut pandang status. Doronglah pasukan anda untuk melakukan hal yang sama.
Terjemahkan komplain dan kritik menjadi pesan tersirat tanggapi dengan hasil yang positif. Lakukan ini pada komplain dirimu sendiri dan hal itu datang kepadamu dari para bawahan.
Buat suatu aturan atau kebijakan dalam grup untuk memelihara respek tingkat tinggi antar rekan sepanjang waktu. Pastikan bahwa mereka mengetahui peran, tanggung jawab dan batasan antar rekan. Perubahan yang tiba-tiba dan tidak diapresiasi dapat menyebabkan konflik. Sebagai seorang pengatur, penting untuk mengubah banyak hal dengan cara yang tidak terlihat dalam artian pengubahan beberapa hal dengan cara tersembunyi.
Kapan kita harus melakukan intervensi? Ada kala nya konflik jatuh menjadi sebuah kehancuran, terlepas dari seberapa bagusnya anda memelihara hubungan yang harmonis dan mendorong konflik yang membangun.
Anda mungkin menyasikan konflik tersebut, didekati oleh orang yang mengeluhkan konflik atau mendengar konflik dari pihak ketiga yang tak ada sangkut paut nya.
Dalam kasus seperti ini, anda harus selalu memiliki catatan dari masalah. Ini akan menjadi keputusan anda untuk mengintervensi konflik atau tidak, dan ini akan bergantung pada beberapa faktor seperti kepelikan konflik, jumlah orang yang terlibat, tingkat kekacauan, dan initi dari masalah.
Masalah yang lebih kecil kadang akan terselesaikan sendiri atau diselesaikan dengan pandagan atau masukan dari pihak lain.
Masalah yang lebih pelik membutuhkan cara yang lebih layak dalam penyelesaiannya, maka anda harus menanyakan beberapa pertanyaan ini kepada diri sendiri.
Apakah keamanan kerja dikacaukan oleh konflik ini? Apakah produktivitas terpengaruhi? Apakah ada ancaman bagi bawahan lain? Jika jawabnya iya maka anda harus melakukan intervensi. Ada beberapa tipe dalam intervensi dalam menangani konflik.
Salah satu dari pertanyaan-pertanyaan yang harus dijwab adalah bagaimana cara anda untuk melakukan pendekatan terhadap konflik tersebut. Apa sumber daya alamiah anda atau apa sikap alamiah anda? Bagaimana dengan tools tersebut anda mendekati konflik tersebut?
Ketika anda memutuskan untuk mengintervensi sebuah konflik, anda terlebih dahulu harus jelas terhadap cara anda untuk menggiring pihak-pihak yang bermusuhan ke sebuah solusi. Ada 5 cara pendekatan spesifik yang secara umum digunakan untuk menangani dan menyelesaikan konflik.
Pertama, Kolaborasi (Collaboration). Juga dikenal sebagai win - win, masing-masing pihak secara bersama-sama membuat sebuah solusi kolaboratif yang saling menguntungkan. Keinginan masing-masing pihak diperlakukan sama. Pendekatan ini akan membangun komitmen dan mengurangi perasaan tidak enak, tapi ini jarang dapat dilakukan.
Kedua, Kompromi (Compromise) atau win some – lose some. Masing masing pihak membuat konsesi atau perjanjian untuk menghindari perusakan perebutan kekuasaan atau untuk mencapai solusi cepat. Pendekatan ini dapat bersifat manipulatif ( penipuan ) dan membuat iklim sinis. Inti dari pendekatan ini masing-masing pihak mendapatkan apa yang diinginkan tetapi juga merasakan kekalahan karna tidak mendapatkan hal lain yang juga diinginkan.
Ketiga, Kompetisi (Competition) artinya I win – You Lose. Satu pihak menggunakan pemaksaan atau kekerasan untuk mencapai sebuah solusi. Pendekatan ini agresif dan tidak fleksibel dan dapat menghasilkan konflik yang lebih besar atau pembalasan dendam.
Keempat, Akomodasi (Accomodation) atau lose – win . Satu pihak dengan senang hati membiarkan pihak lain mendapatkan kemenangan atau apa yang diinginkan sebagai sikap niat baik. Pendekatan ini dapat digunakan jika merasa hubungan antar dua pihak lebih penting daripada menang kalah dalam konflik tersebut. Kekurangan pendekatan ini adalah pihak yang mengalah dapat kehilangan kredibilitas.
Terakhir, Pencegahan (Avoidance) dikenal dengan lose – lose. Masing-masing pihak menghindari masalah, strategi ini digunakan jika masalahya kecil atau kedua pihak takut mempertaruhkan hubungan atau diri mereka sendiri. Perasaan frustasi dapat dihasilkan dari pendekatan ini.
Ketika melihat pendekatan- pendekatan yang memungkinkan, sangat baik jika menilik tiap pilhan dan mengingat kondisi konflik yang anda ketahui. pendekatan mana yang merupakan taktik strategi terbaik? Yang akan menghasilkan solusi jangka panjang? Pendekatan konflik dari sudut pandang ini akan mengizinkan anda untuk mengatur efek jangka panjang dan akan membangun kredibilitas selama waktu berjalan.
Yang paling penting adalah menetapkan tahapan dalam memutuskan pendekatan yang diinginkan pada waktu yang tepat dalam kondisi yang terbaik.
Sumber : Najla De Bow - University of California, Irvine, Conflict Resolution Skills Course