top of page

5 Miskonsepsi Terorisme

Pada artikel ini akan dibuktikan 5 miskonsepsi tentang terorisme, misconcept yang dimaksud adalah mitos sehari-hari tentang sesuatu yang seperti nya terlihat nyata akan tetapi secara empiris dan bukti scientifik tidak dapat dibuktikan.

Kita akan mengetahui bagaiamana kita mendapatkan gambaran terorisme kebanyakan dari media.

Yang mensuggest bahwa kasus terorisme sering menarik banyak perhatian kadang bahkan perhatian internasional tetapi ketika kita meneliti lebih jauh dan melihatnya secara keseluruhan maka pandangan kita akan berbeda dan steriotype yang di suggest media merupakan hal yang salah.

Didalam data base START yang disebut sebagai GTD menunjukan sampai dengan 2012 dari 1970 terdapat 113.000 serangan terorisme dari seluruh dunia.

Sekarang mengapa kita menggunakan steriotipe? Mengapa steriotipe menjadi sangat Penting? SAS, Nassim Taleb mendefinisikan kejadian ini sebagai Insiden Black Swan, karena kejadian terjadi diluar ekspetasi normal, memiliki impact yang besar dan berlawan dengan perkiraan.

Istilah ini berdasarkan observasi sebelum manusia menemukan Australia, orang Eropa berasumsi bahwa semua angsa berwarna putih.

Sebuah asumsi yang tampaknya cocok sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki, sampai dengan mereka mengunjungi Australia dan bertemu dengan Angsa hitama (Black Swan).

Taleb mengklaim bahwa serangan terkordinasi pada 9/11 adalah contoh sempurna dari Kejadian Black Swan karena serangan 9/11 tidak diharapkan, memiliki impact yang besar dan sukar untuk diprediksi.

Jadi ketika kita berbicara tentang steriotipe dapat memengaruhi pandangan kita terhadap terorisme dan mungkin memberikan kita asumsi yang keliru tentang terorisme maka konsep Black Swan ini sesuai dengan hal ini , bahwa Black Swan memiliki impact besar walaupun tipikalnya tidak mewakili realitas.

Mitos Pertama adalah publisitas yang dilakukan pada 9/11 membuat peningkatan dalam aktivitas terorisme. Berbicara tentang 9/11 sebenarnya banyak dari negara lain memiliki 9/11 nya juga disamping AS contoh nya serangan London beberapa tahun lalu di Metro System dan di Tube, serangan di Madrid , Mumbai, Oslo dan serang-serangan ini yang telah menimbulkan banyak publikasi dapat memicu efek Black Swan. Dalam kata lain, berita-berita ini berkontribusi pada stereotipe tentang terorisme.

Kembali pada mitos pertama apakah benar serangan 9/11 telah meningkatkan serangan terorisme lain?

​ ​​  ​Taktik Indonesia Strategi Perang-data terorisme

Menurut data GTD seperti yang terlihat diatas terorisme mencapai puncaknya pada abad 20 yang mengarah sampai 9/11 tapi faktanya peningkatan besar terjadi pada 1992 yaitu saat runtuhnya Uni Soviet. Total serangan sebelum 9/11 memiliki level yang sama seperti 1970an.

Faktanya 4 tahun sebelum 9/11 serangan terorisme adalah yang terendah selama 20 tahun. Sejak 9/11 terlihat juga dapat juga terlihat serangan meningkat lagi, jadi akhir dari seri ini menetapkan rekor baru, dan ini merupakan sebuah kasus yang akan dibahas pada bagian lain di website ini.

Mitos Kedua, serangan teroris terletak di setiap sudut di dunia. Fakta bahwa kita hidup di era yang terinterkoneksi dimana kita mendapat kehadiran dari media bahkan di daerah yang terisolasi pun memberikan pandangan bahwa terorisme terjadi dimana-mana dan dapat terjadi dimana saja. Padahal, ketika kita meilihat data GTD dibawah serangan teroris sangat terkonsentrasi dan hal ini juga berlaku pada kebanyak tipe kriminal.

​ ​​  ​Taktik Indonesia Strategi Perang-data terorisme

Selimut liputan media memberikan kita konsep yang salah bahwa tidak ada tempat di planet ini yang aman. Padahal, faktanya menurut analisis GTD serangan teroris terjadi hanya di sedikit tempat.

Contohnya 10 negara teratas dalam hal serangan terorisme menduduki hampir setengah dari aktivitas serangan sejak 1970. Jadi sekitar 5% dari negara lain di dunia menduduki 50% dari serang tersebut. Jika kita melihat 10% dari negara-negara di dunia menempati 75% dari seluruh serangan terorisme, jadi faktanya serangan terorisme sangat terkonsentrasi. Dan tampaknya banyak negara-negara di dunia yang tidak merasakn serangan terorisme.

Mitos ketiga, AS adalah negara yang paling ditargertkan oleh serangan terorisme dan ini terjadi khususnya dikarenakan membanjirnya publikasi atas 9/11.

​ ​​  ​Taktik Indonesia Strategi Perang-data terorisme

Faktanya seperti data diatas kita melihat bahwa AS berperingkat 14 dalam hal total serangan dan peringkat 16 dalam hal total korban. Negara yang paling banyak diserang adalah Colombia dan negara dengan paling banyak korban adalah Iraq.

Dan faktanya meskipun beranking 16 dalam total korban sebenarnya AS berperingkat sama dengan Canada atau Yunani apabila kita mengeluarkan kejadian 9/11 dari statistik.

Mitos keempat, kebanyakan teroris termasuk kedalam kelompok dan individu dari satu negara menyerang negara lain. Pada kejadian seperti 9/11 , Mumbai, dan Madrid memang benar individu yang menyerang merupakan dari negara lain dan hal ini disebut serangan iInternasional tetapi sebarapa sering serangan Internasional dilakukan? Sebenarnya proporsi serangan berasal dari serangan domestik lebih besar dari pada serangan Internasional seperti data dibawah.

​ ​​  ​Taktik Indonesia Strategi Perang-data terorisme

Pada studi yang telah dilakukan START mengkonsentrasikan pada 52 grup internasional yang diidentifikasi AS sebagai grup yang memiliki ancaman besar terhadap sistem keamanan nasional AS. Berdasarkan data GTD ditemukan lebih dari 90% dari 17.000 serangan beratribusi dari grup-grup ini adalah serangan domestik.

Jadi 9 dari 10 serangan dari grup ini beroperasi targetnya pada daerahnya sendiri, ini berarti contohnya grup dari Pakistan menyerang organisasi atau individu di Pakistan sendiri.

Ini mengindikasikan bahwa grup teroris yang menyerang secara Internasional sangat jarang dan kebanyakan memiliki kepentingan terselubung.

Mitos kelima, terorisme tidak terkait dengan ketidakadilan atau protes politis. Jika anda meilhat 9/11 yang terlihat irasional dan terlihat tidak memiliki karakter dapat di negosiasi atau dicegah dimana tujuan dari teroris tidak jelas maka mudah untuk disimpulkan bahwa semua serangan memiliki protes atau motif politis.

​ ​​  ​Taktik Indonesia Strategi Perang-data terorisme

Meskipun begitu, seperti data diatas, ditunjukan 10 besar organisasi terorisma dari 1970 sampai 2012 dan apa yang mengejutkan tentang chart ini adalah betapa banyak organisasi ini sebenarnya memiliki agenda politik spesifik. Kebanyakan agenda ini melibatkan kepemilikan atas beberapa wilayah untuk beberapa grup.

Seperti ETA yang menginginkan kampung halamannya di sebuah bagian khusus dari Spanyol dan Perancis atau bisa saja organinsasi seperti FMLN yang ingin menguasai seluruh negara. Tapi apapun itu mereka memiliki agenda politis khusus maka ketika mitos bahwa teroris tidak berkaitan dengan kepentingan politik muncul maka mitos ini tidak dapt dibuktikan kebenarannya.

Sumber : Prof. Gary LaFree P.hd, University of Maryland, College Park, Understanding Terrorism and the Terrorist Threat Course

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
bottom of page