top of page

Memahami Peperangan Hybrid

Diawali fokus AD-AS menghadapi tiga (3) kategori (peluang) tipikal ancaman masa mendatang, yakni tidak beraturan (peperangan tidak beraturan), aktor-negara sponsor peperangan hibrid,dan aktor-negara (konflik sampai perang).

US Army’s Training Circular 7-100, menyebut sebagai ‘the diverse and dynamic combination of regular forces, irregular forces, and/or criminal elements all unified to achieve mutually benefitting effects’. Frank Hoffman, Nathan Freier, John McCuen, dan Helmut Hebermayer mendefinisikan kesanggupan melibatkan diri simultan dan effektif di-berbagai bentuk peperangan.

Cara alami bila setiap kekuatan militer menggunakan semua cara (baca kapabilitas) ‘tuk mengatasi – bisa menemukan siapa dan bagaimana mereka itu sekaligus

cara mengatasinya.

Banyak pilihan kapabilitas bisa dilakukan setidak-tidaknya memberi effek (meski kecil) terhadap mereka itu. Contoh; setiap kelompok insurjensi modern bisa saja melancarkan serangan ciber, kegiatan terorisme, melibatkan dirinya dengan kelompok kriminal, geng-geng, pep tidak beraturan, pep informasi, pep gerilya, memanfaatkan penggunaan inovasi teknologi, dan berbagai serangan spektakuler yang menghasilkan effek dahsyat. Sebaiknya tidak sesederhana mendefinisikan pep ini sebagai komponen pelibatan pep ganda (multiple) mengingat bisa saja melibatkan geng-geng kriminal murni seperti MS-13 di Jerman.

Bowers mengatakan bahwa ancaman hibrid yang menggabungkan kapabilitas militer maju dengan organisasi (kejahatan) yang matang bukanlah suatu bentuk wajar dan umum suatu organisasi - tidak semua organisasi mudah dibentuk seperti itu. Karena itu penting untuk memahami kesanggupan memprediksi bagaimana dan kapan kelompok bersenjata itu berkembang dan terdefinisi sebagai ancaman hibrid.

Konflik di Chechnya tahun 1990 atau insurjensi Suni di-Irak tahun 2003-2007 merupakan dinamika ancaman yang memaksa kekuatan militer masuk dalam spektrum medan yang kompleks seperti gambar dibawah ini.

Lawan hibrid (hybrid adversaries) mudah merubah kapabilitas perang gerilya, tidak beraturan, atau perang konvensional kedalam kapabilitas organisasi setingkat kompi atau lebih besar lagi. David Johnson dari RAND mengingatkan…lawan hibrid mahir bertarung effektif pada jarak dan ruang tertentu dan sanggup memaksa bertarung di-ruang yang lebih luas atau sebaliknya keruang yang sempit.

Potensial meningkatkan kapabilitas seperti ciber, sosmed, komunikasi yang aman, organisasi dan jejaring kriminal transnasional, serta teknologi maju UAV. Kedepan akan memanfaatkan robot, drone dan meningkatkan kompetensi penggunaan robot.

Menyandang atribut kapabilitas menengah; tapi dibawah kapabilitas militer modern, diatas kekuatan gerilya dan insurjensi, serta memiliki dua (2) aspek tersebut - potensial menyulitkan kekuatan modern militer Barat. Eratnya komunikasi dengan lingkungan dan penduduk; membuat insurjensi, terrorisme, dan organisasi kriminal memanfaatkan lingkungan sebagai “collateral damage” yang sulit diatasi.

Kapabilitas pok hibrid lebih tinggi dibandingkan kekuatan militer tidak terlatih dan tidak dilengkapi dengan sista operasi bantuan tembakan gabungan serta pep maneuver. Persyaratan ancaman ini; minimal memiliki kapabilitas kekuatan militer modern dan militer konvensional dengan sista ATGM & MANPADS, pelatihan penggunaan effektif sista tersebut, kesanggupan memelihara dan mempertahankan kesiapan.

Kelompok yang biasa dipasok ATGM mestinya sanggup menyiapkan, membidik segera dan

menembak secara effektif serta sama mahirnya menyerang kendaraan lapis baja – bukan menyerang sporadik dan intuisi, seperti sering dinyatakan perajurit infantri yang pernah

menghadapinya.

Bisakah daya tembak individual terorkestra dan terintegrasi dalam operasi gabungan atau operasi yang lebih besar? Prakteknya, pep hibrid diawali dengan menetapkan obyektif

strategik dan menggunakan segala cara yang bisa memaksa dan melanggar kedaulatan negara lain dimasa damai.

Seandainya mereka bisa memelihara distribusi jumlah inventori (agar saat bisa diperlukan) sista yang meningkat bisakah memelihara dalam jumlah besar, atau bisakah didistribusikan ke unit kecil lainnya dalam waktu segera dan beberapa pertanyaan kritik lainnya.

Bila semua pertanyaan bisa dijawab “ya”, mereka bisa disebut kapabel.

Sumber : quarterdeck edisi Juni 2016 www.fkpmaritim.org

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
bottom of page