top of page

Rencana Jangka Panjang dan Pendekatan Skenario Pertahanan

RPjP FS adalah perangkat kontrol tentang besaran instrumen kekuatan militer dengan menggandeng sumber daya yang akan digunakan. FS yang tercipta akan mencapai sasaran yakni mengamankan obyektif kepentingan nasional. Sepantasnya jantung FS adalah hirarkhis strategi nasional yang berawal dari national interest, dst.

Hirarkhis strategi nasional diciptakan guna mempertanggung jawabkan produk FS sebagai pengawal dan penjamin tercapainya obyektif kepentingan nasional. Skenario bukanlah ramalan, bukan impian (visi), tetapi lebih harapan kedepan. Pendekatan ini melibatkan tim pemikir rencana jangka panjang di-tahap awal menciptakan “pembangunan skenario” (scenario building), dan dikembangkan tajam dan fokus lagi setelah terjadi interaksi mendalam dengan para pakar dan praktisi serta pemangku kepentingan yang memahami benar-benar skenario yang dikembangkan (scenario development).

Kedua-duanya menyatu dalam ruang skenario (scenario space) periksa gambar dibawah ini.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Model diatas menggambarkan bangunan skenario; meski belum menjawab cara-nya baik diawal skenario atau pengembangannya (scenario development). Bisa saja muncul skenario yang berkembang liar (tak terkontrol)---isu darurat disebut skenario kartu liar (wild-card).

Kahane menawarkan lima langkah (dibawah ini) sampai terbentuknya suatu skenario oleh tim pakar.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Skenario yang terpilih ditandai dengan isu yang mudah diingat. Bagi RI misalnya: skenario pelibatan di-laut Tiongkok selatan diberi nama “Hukum laut internasional versus sejarah”, dan skenario pelibatan di wilayah timur diberi nama “Insurgency yang berkembang”, dll.

Transformasi perencanaan skenario dialamatkan bagi problematik yang berkembang pelan dan dinamik dari dalam keluar. Dalam lima (5) langkah ini; anggota tim pelan-pelan mengembangkan

transformasi pengetahuan, hubungannya, intensinya dan keseluruhan dalam aksi secara terbuka.

Melalui seluruh proses ini, transformasi bergerak turun naik dari anggota terbawah sampai ketua tim, organisasi yang memerlukan skenario tersebut, pemangku kepentingan lainnya serta sistem yang lebih luas lagi.

Konteknya dengan FS---skenario berperan sebagai peta jalan strategi pertahanan nasional. Strategi militer nasional sebagai subordinasi strategi pertahanan bersama-sama strategi instrumen kekuatan nasional lain adalah komponen strategi raya/strategi nasional/strategi keamanan nasional dan semuanya menjadi masukan kalkulus RPjP kekuatan militer.

Strategi keamanan nasional (atas saran WanKamNas) adalah kejelasan konsep bagaimana strategi instrumen kekuatan nasional didalamnya (strategi ekonomi nasional, strategi politik, strategi diplomasi, dan strategi militer nasional) di-orkestrakan paralel mendukung capaian obyektif kepentingan nasional.

Beberapa negara membangun langsung model FS dengan inject Defense Policy Guidelines yang berisikan kerangka fikir tentang misi dan tugas (tasks) yang harus dilaksanakan militer dengan pendekatan strategi keamanan nasional.

Didalamnya memuat obyektif keamanan dan obyektif kepentingan nasional dalam bentangan cakrawala waktu panjang dan proses besar ini dilakukan di-kantor KemHan/DepHan. Bisa saja

terjadi pergeseran arah pembangunan dikarenakan faktor yang tidak dikehendaki (pertumbuhan ekonomi melambat, APBN berkurang dari asusmi, dll) misal; dari AF 2020 kearah AF 2025, seperti ilustrasi dibawah ini.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Usai perang dingin, hampir semua negara menggunakan pendekatan lebih fleksibel dan

murah, yakni skenario. Skenario adalah basis semua perencanaan militer, pelatihan, olah-main

(wargaming), dan eksplorasi ruang lebar permainan geo-politik. Skenario diperkenalkan Herman Kahn (RAND) ditahun 1969 sebagai basis perencanaan kekuatan militer. Aplikasi dilingkungan swasta pernah dilakukan perusahaan Shell Belanda di-tahun 1970 menghadapi “shock” perminyakan.

Skenario merupakan model yang bisa menggantikan hipothesa yang meragukan atau prediksi atau asumsi namun bisa dikondisikan (hipotetik) dengan analogik yang lebih meyakinkan. Skenario dihadirkan sebagai perangkat tes versus kehadiran lawan (sampel) dan

kondisi pelibatan operasional. Skenario sanggup menjelaskan kedalaman, keluasan dan kejelasan perilaku lingkungan dampaknya bagi kekuatan sendiri dan lawan. Skenario dikaitkan dengan kapabilitas yang dibutuhkan sangatlah relevan sekali. Bila kapabilitas adalah abilitas (kesanggupan) untuk mencapai obyektif suatu operasi, bagaimana bisa mendefinisikan obyektif

operasional dan kapabilitas yang diperlukan tanpa skenario. Skenario adalah produk ramalan pelibatan mendatang yang terbaik.

AS-pun menggunakannya meskipun berawal dengan definisi a scenario agnostic assessment. Pandangan ini nyatanya tidak berhasil dan tidak digunakan lagi. Akhirnya balik pada skenario riil (bukan agnostik) bermuatan ancaman terhadap mereka-mereka yang menghambat kepentingan nasional, dan KemHan AS terus menerus memproses himpunan skenario yang semakin komprehensif, semakin disetujui, semakin dikoordinasikan dan dipenuhi (populated) dengan data baik teman, maupun lawan.

Alternatif skenario semakin dipermudah tercipta dengan bantuan kehadiran tantangan seperti

tradisional, ireguler, katastropik dan disruptif. Disimpulkan skenario mampu mengakses kapabilitas yang dibutuhkan versus turbulensi lingkungan denga men-test konsep operasional maupun strategi militer.

Berbagai inovasi menciptakan skenario sebagai tiruan situasi mendatang, dan timbulnya keragaman menuntut suatu teknik atau cara bagaimana menilai bahwa skenario tersebut benar pantas digunakan.

Perancang yang menggunakan pendekatan ini mengelaborasikan ruang skenario dari paling memungkinkan (most likely) sampai dengan yang tidak memungkinkan (least likely)--May Yunus Ozturk dari AD Turki mengatakan himpunan tersebut berada dalam ruang skenario (scenario-space),…dari ruang tersebut dipilih skenario titik mana yang paling memungkinkan dan seterusnya.

Contoh penggunaan skenario sekaligus solusi mempertajam (reshaping) kekuatan NATO ditunjukkan dengan orientasi skenario titik (point scenarios) atau ancaman yang dikonsentrasikan (bounding threat).

Tercatat penajaman skenario hanya di-dua (2) MTW (Major Theatre War/mandala perang), yakni [1] Perbatasan Jerman dengan Eropah dan

[2] Samudra Pasifik

sebagai dua (2) skenario pelibatan yang “most likely” era perang dingin. Usai perang dingin skenario bergeser hanya 2 SSC (small scale conflict; realistik bukan?) yang “most likely” dengan sentranya

[1] Timur tengah dan

[2] semenanjung Korea.

Skenario bisa merepresentasikan ruang situasi--diwakili masing-masing alternatif skenario yang menggambarkan alternatif emploi (penggunaan) kekuatan militer gabungan. Skenario juga menjadi basis definisi tugas (task) apa yang akan diberikan pada unit kekuatan militer yang dideploikan di dalam skenario tersebut agar mencapai tujuan (obyektif) yang telah ditetapkan (from strategy-to-task).

Bisa saja terjadi sesuai skenario yang berjalan, unit yang dideploikan tersebut memiliki obyektif (misi) yang berbeda dan berubah dan memiliki kapabilitas yang berbeda dibandingkan sebelumnya (antara shaping dan transformasi~hasilnya penghematan belanja negara).

Ide mempertajam kekuatan mulai perang dingin, pasca dan era kontemporer sudah bergeser banyak. Militer lebih diarahkan mengamankan kekuatan ekonomi nasional. Penghematan biaya memaksakan upaya perampingan (reshaping) kekuatan militer dengan tidak mengurangi kapabilitas dalam ops gabungan--karena itu QDR atau DDR penting kehadirannya.

Dewasa ini tumbuh teknik analisis skenario modern guna membangun skenario. Analisis skenario adalah perangkat yang digunakan dalam perencanaan strategik dengan ide masa mendatang yang penuh dengan ketidakpastian, kompleks melalui sinthesa kuantitatif dan informasi kualitatif (soft engineering) dengan membangun kontruksi skenario majemuk atau

potret alternatif masa depan. Singkatnya analisis skenario terbagi dalam tiga (3) bagian analisis yakni: analisis problema; analisis sistem; dan proses sinthesa.

Proses terakhir berupaya menetapkan cara yang logik dan sistematik untuk mencermati bentangan alternatif skenario yang paling memungkinkan. Analisis problema dan analisis sistem bisa saja menggunakan pendekatan atau method seperti brainstorming, round table discussion, Delphi Technique atau semuanya.

Dua (2) rujukan pendekatan yang digunakan seperti analisis system dan proses sinthesa (utama) adalah:

[1] Non-Bayesian (Morphological Analysis, pendekatan Battele, dan Field Anomaly Relaxation),

[2] Bayesian method (Cross-Impact Analysis, Goal Programming).

Berikut contoh produk skenario yang paling memungkinkan terjadi di Bulgaria.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Berikut adalah contoh model FS sederhana secara umum berbasis gabungan dan kapabilitas yang dibutuhkan:

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Hampir semua model relatif mirip perilakunya (lihat gbr 15), seperti strategic imperative berisikan

masukan dari hirarkhis strategi nasional. Threat imperative merupakan rangkuman ancaman yang diinject kedalam blok compelling need, idem dengan Technology dan risk imperative di-inject dalam blok compelling need.

Dari blok inilah lahir transformasi strategi yang merupakan pesan elit militer kepada elit sipil dan publik bahwa inilah konsep kekuatan gabungan yang diperlukan dengan kapabilitas yang dibutuhkan sebagai basis kekuatan militer yang di produksi kedepan dengan empat

(4) konsentrasi, yakni bidang teknologi, proses, organisasi dan sumberdaya manusia yang terdefinisi dengan jelas.

Konsentrasi-konsentrasi berbasis gabungan inilah yang dikembangkan dalam pembangunan kekuatan mendatang. Antara Joint Concepts dan Capabilities bisa di-sisipkan blok skenario yang dibangun (bandingkan gbr 15,16 dan 17 dan logika terciptanya skenario).

Gambar no.16 adalah ilustrasi sederhana yang mengalir dari hirarkhis strategi nasional (value and interest) digabungkan dengan penilaian dan tantangan terhadap stabilisasi sekuriti, menghasilkan Security objectives & ambitions yang bisa menghasilkan Security Strategy (‘tuk mengamankan TingNas), diturunkan Defence mission & levels of ambitions, muncul alternatif skenario dan output FS.

Ilustrasi dibawah lebih banyak menggambarkan cara singkat dan langsung dari ambisi nasional (TingNas, dst) dan berakhir di FS yang terpilih

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Bisa juga melalui inject misi pertahanan nasional (defense mission) dan keamanan lingkungan menghasilkan skenario kedepan. Skenario yang muncul akan menuntut kapabilitas apa sebenarnya yang diharapkan. Singkatnya mulai blok Defense Missions & Level of ambitions plus analisis lingkungan keamanan bisa dialirkan skenario yang terbangun dan menghasilkan kapabilitas yang dibutuhkan, dengan ilustrasi dibawah ini.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Tidak semudah itu mendefinisikan kapabilitas, namun ilustrasi dibawah ini bisa membantu mengalirkan temuan kapabilitas yang dibutuhkan.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Penjelasan gbr no. 18; dengan inject risiko dan ancaman, konsep operasional, situasi perencanaan dan teknologi, dibangun area kapabilitas (apa saja & buat list), diturunkan dalam struktur kapabilitas-nya, baru bisa dihasilkan kapabilitas yang dikehendaki. Secara umum beberapa model di-atas memberikan peluang munculnya alternatif FS yang memberikan peluang sumbangan penghematan anggaran belanja yang sangatlah luar biasa besarnya (misal program BRAC di AS, yang menutup sejumlah sejumlah besar pangkalan baik milik Angkatan Darat, Laut dan Udara, serta fasilitas darat lainnya yang diangggap jelas-jelas tidak memberikan sumbangan manfaat nyata hari demi hari dan per tahun ~ ineffisiensi).

Ilustrasi dibawah ini menunjukkan berapa dampak akibat terpilihnya satu force structure---unit yang dihapus dan unit yang di tingkatkan.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Produk FS setelah dihadapkan kriteria kapabilitas memunculkan beberapa alternatif FS (misal: Force Structure-1/FS-1,dst) dan masing-masing konsekuensi biayanya (cost analysis), periksa gambar dibawah ini.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Ilustrasi berikut adalah kerangka fikir FS yang dibuat NATO, dkk, (best practice model) berbasis

skenario. Policy formulation akan berawal dari sistem nilai (atau fundamental of national goals), sedangkan environtmental assement adalah isu lingkungan, ancaman, dll.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Sebagai penutup sesi ditampilkan ilustrasi model FS Australia dalam cakrawala waktu 20 tahun.

Taktik Indonesia Strategi Perang - Fs3

Kesimpulan

RPjP kekuatan militer (defense planning) modern berbasis skenario adalah area studi yang sangat komplek dan amat mempengaruhi efektifitas pertahanan nasional mendatang. Proses dibuat dalam rangka meyakinkan bangsa ini betapa pentingnya kehadiran kekuatan militer, aset, fasilitas dan kapabilitas untuk memenuhi keinginan pemerintah via penugasan yang diberikan. Representasi model FS ini adalah respons lingkungan yang semakin tidak menentu dan keinginan membaca dan mengukur unit mana yang sebenarnya perlu dibangun.

Peran KemHan umumnya selaku perancang FS dan monitoring NatSecCon sangatlah penting dan satu-satunya “dirigen” orkestra keamanan nasional dinegeri tercinta ini. FS adalah komposisi

dan disposisi jumlah kekuatan (termasuk SDM dan cadangan) dalam rangka menjamin

terselenggaranya strategi keamanan nasional (KamNas) bersama instrumen kekuatan nasional

lainnya.

FS merangsang industri pertahanan nasional mengembangkan program inovasi dan modernisasi serta kontrol kualitas. Wajar kalau hirarkhis strategi nasional menjadi jantung model FS selain menginject model FS. Model diatas (sampai dengan best patrctice NATO) bisa diadopsi bagi kepentingan TNI guna menelorkan produk FS, dalam cakrawala waktu panjang, berorientasi gabungan, tidak tergoyahkan dengan tawaran murah ditengah jalan (tawaran murah bisa saja lebih mahal dalam total biaya).

Model kekuatan militer nasional selalu mengacu kepada otoritas dokumen atau petunjuk yang lebih atas yakni strategi-strategi nasional dan kepentingan nasional. Definisi kunci seperti

kapabilitas dikaitkan dengan kekuatan esensi (MEF) mungkin perlu diselaraskan. Presiden, Menhan, para Panglima, otoritas manajemen budgeting (Bappenas?), industri pertahanan benar-benar terlibat penuh beserta Parlemen berinteraksi dalam proses ini plus kehadiran dokumen strategi dan petunjuk lain.

Teknik modern CBA, CEA, CE adalah teknik yang lebih transparans dan sudah diberlakukan di-negara NATO 30 tahun lamanya dan berbasis kalkulus “total life-cycle cost” selalu digunakan dalam proses FS. Cakrawala waktu (time-horizon) panjang membentuk “total cost” menjadi sangat mahal. Perhitungan ini hanyalah sebagai alat kontrol dan tidak dikeluarkan dalam tahun pertama. Teknik yang memudahkan kontrol ditahun kedua dan berikutnya---tidak menyulitkan komandan/ panglima dilapangan ditahun berikutnya untuk memelihara, memodernisasi, melatih,suku cadang, dll. FS akan memperhitungkan konsekuensi biaya guna mempertahankan tingkat kesiagaan. Hanya komponen biaya yang mendukung kesiagaan bisa disebut biaya relevan (misal: biaya investasi awal, pemeliharaan, suku cadang, modernisasi, renovasi, rehabilitasi, latihan, uji & test, dll---bukan termasuk gaji, belanja pegawai, dll).

Tanpa perencanaan jangka panjang pengadaan hanyalah sebatas segudang isu investasi72 kumulatif. Evaluasi FS periode berikutnya sebaik-nya diikuti dengan Defense Review di-KemHan untuk menguji apakah produk FS benar benar terpakai agar konsekuensi anggaran yang digunakan lebih terkontrol. Semoga bermanfaat.

sumber : quarterdeck edisi Mei 2016 www.fkpmaritim.org

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
bottom of page