Revolusi Perancis : Part 5, Enlightment dari Kelas Bawah
Seperti yang telah di bahas pada Part sebelumnya, mengacu pada asumsi singkat bahwa Enlightmet yang membuat revolusi melalui tulisan dari buku-bukunya kemudia orang-orang mulai membaca buku-buku tersebut hingga mendoktrin mereka untuk melakukan revolusi, maka pada Part ini akan dibahas apa yang sebenarnya dibaca orang-orang karena diketahui pada Part sebelumnya buku-buku para filsuf Enlightment sangat mahal dan tidak terjangkau untuk dibeli. Terlebih lagi kita melihat karya dari filsuf besar Jean-Jacques Rousseau kita menemukan dari sudut pandang kita bahwa Emile dan Social Contract merupakan yang paling dicari. Mudahnya penjualan buku terbesar nya sebelum 1789 adalah novel Julie atau New Eloise yang mana esesensi nya merupakan novel romantis bukan tulisan radikal atau politis. Salah satu hal yang sulit untuk menganalisa Enlightment dari sudut pandang masyarakat ini adalah tidak adanya best seller list sehingga dengan hal tersebut kita dapat mengetahui apa yang dibaca aorang pada zaman tersebut.
Para ahli sejarah telah menggunakan berbagai cara untuk menjawab pertanyaan ini dimulai dengan Daniel Mornet yang menginvestigasi katalog dari 500 perpustakaan privat(ketika pemilik perpus meninggal perpusnya dikatalogkan). Tentunya hanya sedikit golongan yang memiliki perpustakaan pribadi, tapi ia menemukan satu salinan dari Social Contract. Kemudian di tahun 1960an Francois Furet membuat sebuah kategori penting yaitu mana buku yang mendapat izin penuh publik mana yang mendapat izin “tacit”. Dan buku-buku yang radikal dipublikasi dengan izin tacit yaitu izin yang diperbolehkan tapi tidak secara publik. Ini menunjukkan bahwa ada ketertarikan masyaraka untuk membaca buku yang lebih kritis. Tapi terobosan terbesar datang dari Robert Darnton di tahun 1980, karena Darnton telah menginvestigasi bahwa ada sebuah industri bajakan yang memproduksi versi murah dari Enlightment di luar Perancis dan dikirimkan ke Perancis dan hal tersebut di temukan di Britain, tepatnya di Switzerland.
Dan di kota Neuchâte di Switzerland, terdapat industri manfaktur dengan skala besar yang memproduksi edisi bajakan, edisi bajakan dari buku-buku Enlightment dengan melanggar hukum dan mengirimkannya ke dalam Perancis kemudia menjual nya dengan harga murah. Pendapat Darnton dan yang sangat kuat adalah esensi nya orang-orang sangat ingin membaca buku sampai harus melenggar hukum untuk mencetak buku tersebut lalu mengirimkan nya ke dalam Perancis. Mulanya ia menemukan sekitar 25.000 edisi bajakan dari Encyclopedia, di lain kata berarti orang-orang ini menginginkan Encyclopedia jika harga nya terjangkau.
Tapi ia juga menemukan bahwa tak cuma murah, industri bajakan tidak cuma membajak buku tapi juka menjual buku-buku yang tak senonoh.
Itu adalah buku yang tak akan pernah diperbolehkan di Perancis dan beberapa judul dari buku yang ditemukan Darnton ini.
Esensi nya adalah Pornografi yang dicampur dengan Politik. Beberapa judul yang dijual di Lyon adalah Venus In The Cloister, Nun in the Nightshirt, dengan ilustrasinya. Kemudian karya lain dari Enlightment Systeme Social kemudian beberapa buku politik dan porno.
Tapi , krusial poin dari Darnton adalah orang-orang rela melanggar semua hukum mulai dari memproduksi, mengirimkan, menjual dan membeli versi bajakan ini dan jelas bagi kita bahwa orang-orang sangat ingin buku-buku tersebut. Dan apa yang ia temukan adalah campuran buku bajakan dari buku cabul sampai versi bajakan Social Contract, tetapi buku-buku porno tersebut sebenarnya menargetkan untuk menghina aristokrasi raja dan keluarga kerajaan.
![](https://static.wixstatic.com/media/309cc5_df9a3239f78f420993426cab7750e24e~mv2.jpg/v1/fill/w_895,h_687,al_c,q_85,enc_auto/309cc5_df9a3239f78f420993426cab7750e24e~mv2.jpg)
Louis XVI menikahi Marie-Antoinette dari Austria di 1770 dan usia nya baru 15 dan Marie 14 dan membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk membuat keturunan. Itu merupakan hal yang penting karena dibawah hukum kerajaan Perancis, hukum Salic, hanya ada satu raja Perancis, tidak ada ratu dan esensi nya Louise dan Marie menghasilkan laki-laki sebagai pewaris tahta. Membutuhkan waktu 8 tahun dari awal pernikahan hingga mereka menghasilkan anak dan lahirlah seorang anak perempuan.
Dan tidak sampai 1781 akhirnya mereka menghasilkan anak laki-laki. Tragisnya pada bulan juni 1789 ia tewas dan hal tersebut menghancurkan hati keluarga kerajaan.
Tapi di situasi saat mereka membutuhkan pewaris laki-laki, dan saat telah lebih dari satu dekade pernikahan Louis dan Marie terdapat situasi yang mencengangkan dimana ketidakmampuan seksual raja menjadi ledakan Politis.
Tidak hanya hinaan impotensi raja, ini juga merujuk bahwa rezim ini dalam masalah. Apa yang akan dilakukan jika tidak ada pewaris tahta?
Marie Antonette menjadi target dari dari tipe hinaan cabul ini karena menurut pendapat dari banyak penulis underground, adalah dia yang telah mengkebiri Raja,
Hal ini makin lama makin meledak, sekali orang mengejek mereka mengejek tanpa ampun karena hal tersebut Louis lebih memilih untuk berburu daripada untuk mengurusi kerajaan.
Selama 1780an dia membuat sebuah diari dari ribuan burung dan hewan yang ia bunuh setiap tahun rata-rata 20 atau 30 dalam sehari.
Walupun raja dan para mentri berusaha untuk mendapat perjanjian internasional untuk menutup pabrik buku cabul ini. Di Britain dan Swis dan ditempat lain tetap saja bajakan membanjiri pasar.
Ejekan datang terus menerus dari buku ini kepada aristokrasi diontohkan dengan raja yang tidak bisa lagi bertarung ataupun bercinta,bahwa kebijakan luar negri rezim ini tidak lagi sukses dan begitu pula praktek nya dengan kebanyakan angoota elit aristokrasi.
Dilain kata budaya elit telah menjadi bahan ejekan.
Ini terlihat bahwa kritikan semacam ini terlah tersebar luas melalui berbagai spektrum sosial. Sebuah diary dari pembuat kaca bernama Jacques-Louis Menetra,
Meliputi kritikan terhadap kaum elit, kumpulan perkataan yang dihasilkan menjadi literasi ejekan. Ia mngetakan bahwa kaum elit : ‘adalah mahluk yang lebih senag melihat bangsa hancur dalam perpecahan dan ketuaan daripada mengorbankan sedikit hal’. Dalam kata lain untuk membayar pajak.Yang merupakan dan akan menjadi kesialan dari bangsa ini karena mereka berpegang pada hukum kuno. ‘Orang seperti ini tidak tahu apa-apa selain dan ingin berkuasa karena dogma dan misteri agung’ tambahnya.
Jadi tidak ada keraguan lagi tipe literatur ejekan semacam ini tersebar untuk kota seperti Paris yang memiliki komunitas dengan sebagian besarnya bisa membaca dan menulis, tentunya wanita kurang terliterasi pada kota seperti ini seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah yang menggambarkan seorang wanita mendiktekan surat.
![](https://static.wixstatic.com/media/309cc5_80c7dc4e89cc4f9497320b5aec542e7a~mv2.jpg/v1/fill/w_507,h_673,al_c,q_80,enc_auto/309cc5_80c7dc4e89cc4f9497320b5aec542e7a~mv2.jpg)
Dan untuk wanita seperti ini cara bertukar informasi nya adalah melalui pasar seperti gambar dibawah. Tapi walaupun begitu dapat dibuat pendapat bahwa Paris dan Kota lain beramai-ramai merendahkan kaum elit baik dengan tulisan maupun diskusi di publik.
Tapi bagaimana dengan pinggiran kota yang merupakan mayoritas warga Perancis tinggal disana? Apakah buku bajakan masuk terdistribusi sampai kesana? Apakah mereka membaca karya Enlightment?
![](https://static.wixstatic.com/media/309cc5_f4fdfd048f7f480c97d69190eb401295~mv2.jpg/v1/fill/w_719,h_447,al_c,q_80,enc_auto/309cc5_f4fdfd048f7f480c97d69190eb401295~mv2.jpg)
Buku-buku yang terdistribusi kedareah seperti ini adalah cerita-cerita horor abad pertengahan yang tidak disusupi dengan doktrin-doktrin Enlightment. Kita tau bahwa kaum petani yang tinggal di pinggiran seperti ini mengambil peran penting dalm revolusi Perancis tapi kita belum bisa menjelaskan bagaimana mereka bisa termasuk dalam revolusi Perancis.
Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan bagaimana orang-orang ini bisa turut serta dalam revolusi 1789.
Sumber : Prof. Peter McPhee, University of Melbourne, French Revolution Course