top of page

Analytic Hierarchy Process sebagai model pencapaian tujuan

Teknik sistem penalaran dan Analytic Hierarchy Process / Proses Analitis Hierarki (PAH) dibahas singkat meski timbul kesulitan bila meninggalkan bentuk, notasi dan tabel kuantitatif ‘tuk mengenalkan 2 teknik itu. Sistem penalaran lebih komprehensif dan tidak mereduksi masalah. PAH ditawarkan mengingat daya gunanya sangat fleksibel dan kapabel mendemonstrasikan solusi terbaik.

PAH mencerminkan struktur organisasi dengan “goals” (ditingkat/eselon pertama) sebagai obyektif yang diburu oleh ketua, kepala, apapun namanya didukung oleh hirarkhi kedua yang merupakan himpunan pekerjaan berbobot guna mencapai obyektif/performa atau “goals”. PAH dan sistem penalaran adalah perangkat pengambilan keputusan; pantas menjadi perangkat profesional elit sipil dan militer versus obyektif tunggal atau ganda terkait isu strategik. Perkenalan kedua perangkat ini menemui kesulitan bila tidak menampilkan notasi, formula, statistik/matematik meskipun sedikit.

Sistem penalaran

Sistem penalaran adalah integrator saran-saran yang memungkinkan dipilih sebagai model keputusan yang effektif dalam isu permanen dan kompleks. Sistem penalaran berkembang sebagai model perencanaan strategik, bantu keputusan (DSS) dan sanggup mengeksplor semua alasan yang memungkinkan. Sebagai methoda terbaik guna melakukan tes ide awal, dan pada saat yang sama bisa diuji dalam manajemen perencanaan strategik sistem ini membantu operator keputusan memahami, menarik akar masalah dan mempertimbangkan sebagai sistem yang holistik serta sanggup mengkoreksi sistem perencanaan.

“Mahalnya” koordinasi antar aspek manajemen dalam sistem perencanaan dibawah satu kontrol dan pertimbangan perspektif jauh kedepan bisa dijawab dengan baik oleh sistem ini. Sebaliknya analisis tradisional menyukai bagian kecil dari fenomena ekstrim dan menganggap mewakili semua elemen sistem yang terlibat didalam, tapi justru berpeluang menghilangkan masalah pokok.

Cara tradisional dengan cara pintas dan mudah barangkali belum menyentuh akar masalah (Polri versus TNI di Batam). Sistem ini bukan teknik yang sulit, namun bisa membongkar masalah dengan mudah dan menjamin kekuatan lebih besar untuk membongkar dengan dua alasan; pertama, perspesi masalah dalam suatu ruang yang sangat luas. Tidak melecehkan bobot sinergitas bagian kecil yang bekerja bersama-sama dengan komponen lainnya dan berpotensi mendekati situasi riil. Kedua, pendekatan holistik dan sistemik dianggap tepat menghadapi kompleksitas, keruwetan dan situasi yang kaos (chaotic).

Pendekatan ini berpeluang menemukan faktor kritik dan fenomena yang lebih menarik bahkan diluar dugaan (hiphotesa). Pendekatan holistik melalui sistem adalah cara memahami bobot pengaruh lingkungan, aktor yang terlibat, dan perilaku serta relasi para aktor. Sistem ini membutuhkan kolaborasi pemikir yang kapabel memahami masalah dalam kontek hubungan mereka satu sama lain versus perkembangan lingkungan serta tidak semata-mata memandang masalah dalam bentuk linear atau dalam mata rantai kausatif (sebab-musabab) yang sederhana. Sistem penalaran adalah proses, cara pandang, dan kejernihan memahami sistem masalah itu sendiri serta dikembangkan untuk menemukan solusi terbaik. Keunikan dan perilaku sistem itu sendiri tercermin sewaktu sistem tersebut hadir dalam kesatuan yang utuh bukan penjumlahan linear dari individu komponen itu.

Sistem ini diakui sebagai hubungan interkoneksi yang kuat antar komponen sistem, dan berpeluang memunculkan perilaku dan konsekuensi yang tidak diharapkan dari interkoneksi ini.

Contoh isu kemiskinan dengan “obat” kemiskinan tradisional seperti sembako, pembangunan mesjid, gereja, jalan, dll, bagi penduduk terpencil di pulau terluar (AMD, SBY).

Modelnya adalah ~ Kemiskinan + Bantuan = Kemiskinan teratasi. Kenyataannya tidak realistik sebagai “obat” kemiskinan, bandingkan dengan fig#1 dibawah ini.

Fig # 1 diatas mendemonstrasikan “obat” yang lebih effektif. Aplikasi lain (misal) transportasi laut dengan obyektif menemukan “policy” biaya angkut yang relatif sama dan murah---harga jual di seluruh pelosok nusantara relatif sama. Butuh gabungan teknik programa linear dan simulasi untuk menemukan policy distribusi yang optimal versus variasi jarak tempuh antar pelabuhan, jenis komiditi, inventori dan ongkos, dll. Harga jual komoditi ditempat yang terpisah relatif tidak berbeda. Penalaran yang lebih komplikatif mengait kepadatan dan kecelakaan lalu lintas di kota besar dicontohkan dalam fig # 2 dibawah ini. Melalui perencanaan dengan alur pemikiran untuk menemukan; misi, obyektif masalah, melakukan analisis kebutuhan, mendapatkan akar masalah serta formulasi strategi pencapaian dan operasional tindakan korektif sebagai output, perbaikan dan peningkatan mutu, tetapan batas kecepatan pemakai jalan larangan kendaraan berat melintas pada jam padat. Tindakan ini pun dirasa belum memberikan “obat” yang cukup effektif.

Proses analitik hirarkhi (PAH)

“History shows that the Churchills , The Rosevelts, The Hitler and The Stalins made almost as many mistakes as correct decisions in their designs, both good and evil”

Saaty(Prof. Thomas L. Saaty) menemukan arsitektur organisasi yang kokoh menunjang “goals” yang diemban sang Komandan, Kepala, dll atau yang setingkat itu. Bukan dengan cara tradisional dengan hirarkhi diawali siapa yang menjabat ketua, kepala atau komandannya dan seterusnya yang lebih mementingkan jabatan dan tupoksi; bukan kualitas dan bobot penunjang goal yang dikejar. PAH membuat hirarkhi penalaran “from the goals-to-alternatives”.

PAH adalah teori umum pengukuran, berbasis ukuran skala dan rasio setiap pasangan yang dibandingkan (misal apel dan mangga, apel dan jeruk, sebaliknya jeruk dan apel, mangga dan apel, dst) agar ditemukan bobot, posisi yang sebenarnya (relatif satu sama lain, kriteria maupun alternatif) serta kuatnya preferensi dan konsistensi antar kriteria. PAH sanggup memodelkan arsitektur masalah dalam bentuk hirarkhi organisasi-organisasi yang kapabel menunjang “goals” yang dibangun.

Ilustrasi PAH dengan “cost-benefit” didemonstrasikan dalam seminar krisis Falkland dihadiri selain partisipan, tim pakar internasional dan pakar pilihan (expert choice) yang bersama membangun alternatif CB.

CB pertama; tidak berbuat apapun, Argentina kuasai Falklands.

Kedua kirim Armada, paksa Argentina buka negosiasi.

Ketiga kirim Armada, rebut Falklands.

Model “benefit” yang dibangun adalah :

  1. selamatkan penduduk Falklands,

  2. selamatkan karir Thatcher,

  3. prestise nasional Inggris,

  4. perdamaian,

  5. tidak ada korban,

  6. pertahankan kepulauan,

  7. memberikan pelajaran kepada Argentina,

  8. memelihara opsi - opsi lain.

Model “cost“ (biaya) yang dibangun adalah:

  1. biaya politik,

  2. biaya bahan bakar & pemeliharaan,

  3. kedaulatan Argentina,

  4. kerusakan dan munisi,

  5. potensi kekalahan Armada Angkatan laut.

Bersamaan bergeraknya kekuatan Inggris ke Falkland; Saaty mengorganisir seminar dan memberikan dua saran terkait keputusan Inggris; salah satunya adalah inkonsistensi taktis Inggris. Misal deploi pasukan di San Carlos butuh waktu kl dua minggu menghadirkan kekuatan utama yakni Brigade Inf ke–V, idem deploi Resimen Para ke-II di Fitzroy tanpa perkuatan dan pertahanan---ternyata benar. Sinthesa rasio benefit dan cost dari fig # 4 a dan fig # 4b dalam tabel # 1 dibawah.

Aplikasi PAH lain adalah operasi pembebasan penyanderaan pasukan AS, pemilihan desain ruang mesin, PIT dan tata letak peralatan dalam ruangan Fregat Australia, PIT Fregat Canada kelas Hallifax, dan kapal selam AS, pemilihan Presiden, jabatan, personil, kenaikan pangkat, pemilihan jembatan; dam-dam raksasa, serta pemilihan kontraktor. Figur demi figur PAH didemonstrasikan agar diyakini manfaatnya membangun arsitektur kemaritiman. Penjelasan konsep hirakhi (model) PAH secara umum dan mendasar periksa figur # 5 dan fig # 6 dibawah, dan diawali dengan membangun blok “goals”.

Berikut ilustrasi perencanaan operasi militer modern menggunakan tetapan MOE---memilih MOE (measures of effectiveness) pendukung “goals” operasi tersebut, melalui hirarkhi sederhana seperti fig # 9 dibawah.

Goal; misalnya mengeliminir suatu sasaran, pilih MOE sebagai kriteria suksesnya mendukung goal tersebut. MOE atau ukuran effektivitas yang bisa dicapai unit kekuatan militer versus misi-nya, memunculkan alternatif MOE dengan setiap “biaya” yang berbeda. Misal MOE #1, eliminasi area sebesar 80%, MOE #2 sbs 60%, dst. Konsekuensi sumber daya (baca biaya) yang digunakan setiap MOE tentu berbeda. Biaya dalam arti jumlah atrisi/ korban (misal) pasukan yang diterjunkan, rusak peralatan,jumlah hari, nominal rupiah, dll. Pilihan bentuk operasi dan kategori juga berbeda (hirarkhi eselon berikutnya). Alternatif yang muncul (eselon ketiga-3) misal : serbuan udara, darat, laut, pasukan khusus, atau linud, atau gabungan.

Fig # 10 adalah prediksi bentuk pemerintahan Uni Soviet pasca perang dingin (tingkat strategik/nasional). Harapannya; teridentifikasi beberapa kegiatan (skenario) seperti fasilitas perdamaian atau hindari kekerasan yang tidak perlu atau formulasi bentuk kebijakan yang cerdas dan konsisten. Cakrawala waktu diisi dengan jangka pendek dan menengah

Dibawah eselon cakrawala waktu, hadir kekuatan (forces) sebagai kriteria yang mendorong dan menjamin terlaksananya masing-masing cakrawala, yakni urusan ekonomi, agama, internasional, nasionalitas dan internal. Eselon berikut adalah aktor yang memberikan pengaruh kepada setiap kekuatan (elemen eselon “forces” di eselon kedua) yakni partai Komunis, M Gorbachev, Republik Rakyat Baltik, Rakyat Russia, dst. Setiap aktor menurunkan obyektif, dan diturunkan lagi menjadi kebijakan (policy) masing masing serta berorientasi pada rasio benefit cost. Tiga skenario yang berbeda tampil sebagai “outcome” yang memungkinkan. Skenario yang tampil bukan sekedar mengukur “apa” yang terjadi dimasa mendatang, tetapi lebih ke-pengembangan kerangka penilaian (model) dengan variabel yang terlibat didalam masalah yang kompleks itu teridentifikasi dan effek variabel tersebut masa mendatang terevaluasi serta keseluruhan “outcomes” bisa disimpulkan.

Artikel ini diakhiri dengan contoh aplikasi strategik yang dilakukan Finlandia, seperti fig # 12 di bawah ini

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
bottom of page