top of page

French Revolution : Part 3, Golongan yang diistimewakan

Abad 18 adalah abadnya tatanan estat atau golongan, sebuah konsep esensial di medieval, dimana kaum pendeta, estat pertama bertugas untuk berdoa, untuk menyembah.

Kaum bangsawan yang tugas nya untuk berjuang, untuk berperang, untuk melindungi kerajaan dan terkahir kaum biasa atau awam yang tugas nya untuk mengikuti perintah dan berkerja. Pada Part 3 ini kita akan menjelajahi dunia dair estat pertama dan kedua, yang biasa disebut estat istimewa karena alasan-alasan yang nanti kita akan ketahui. Estat pertama, sekitar 1% dari total populasi tidak lebih dari 140.000 orang dari total 28.000.000 adalah tatanan keagamaan, biara, sekular dan seterusnya.

Bagi estat pertama ini, gereja merupakan korporasi istimewa dan istilah istimewa “privilege” sendiri berasal dari bahasa latin yang artinya aturan khusus maka esensial nya gereja mengatur aturan nya sendiri. Estat ini merupakan estat yang makmur, mereka mempunyai pembebasan pajak, tidak membayar pajak langsung dari tanah yang mereka miliki melainkan memberikan hadiah secara sukarela secara teratur yang disebut “don gratuit” untuk menutupi biaya pengeluaran kerjaaan.

Mereka juga mengumpulkan zakat dari orang Perancis lainnya. Bisa dikatakan petani pada khususnya biasanya berkontribusi sekitar 8-12% dari hasil panen untuk diberikan ke gereja.

Sangat penting juga, bahwa gereja adalah pemilik tanah mayoritas. Kira-kira 8% dari tanah di Perancis adalah milik dari estat pertama, tanah yang mereka sewakan, dan tentunya menghasilkan uang sewa. Di Paris pada umumnya 40% dari perumahan urban adalah milik gereja.

Di dalam gereja terdapat divisi sosial fundamental. Kelas atas kependetaan, yang biasa mengacu pada, uskup dan uskup agung, kepala dari tatanan pendeta ini, dan hampir secara ekslusif adalah pria dan wanita yang berasal kalangan bangsawan. Mereka mendominasi gereja dalam hal kekuasaan dan kekayaan dari 3000 orang dalam sebuah komunitas.

Katedral agung pada abad 18 Perancis seperti yang di atas berlokasi di Perguex umumnya dipimpin oleh kaum bangsawan sebagai uskup atau uskup agung dan kadang, anggota senior dari gereja menerima penghasilan yang lebih dari kekuatan spiritual yang dihasilkan contohnya Cardinal de Rohan yang merupakan uskup agung dari Strasbourg, menikmati gaji sebesar 400.000 Livres dari estatnya, sekitar ribuan kali lipat dari yang didapatkan pendeta pembantu di negri tersebut dapatkan dalam setahun.

Ini adalah istana nya dan juga dia adalah orang yang memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan, ini menjadikannya orang yang memiliki kekuatan politik yang besar dan urusan politik lebih penting baginya sehingga waktu yang ia habiskan lebih banyak di Versailles daripada menghabiskan waktu megelola kebutuhan spiritual masyarakatnya di timur Perancis. Adalah orang seperti dia, yang menimbulkan cemoohan dan kritik dari intelektuil dan filsuf pada abad 18 seperti salah seorang yang melakukannya yaitu Voltaire.

Pedasnya cara gereja membagi hierarki berdasarkan kekayaan dan keturunan membuat banyak dari anggota nya lebih mengurusi pencapaian dunia nya daripada kebutuhan spiritual dari masyarakat awam Perancis.

Di kediaman Kardinal Dohrong di Strasbourg di perbatasan timur Perancis. Sangat kontras terlihat perbedaan kehidupan antara Kardinal Dohrong dan para pendeta pembantu atau paroki biasa di daerah Corbieres contohnya di desa kecil dan miskin ini , pendeta paroki hanya mendapat 700 livres atau pounds per tahun, ingat bahwa uskup di Strasbourg mendapat 400.000 per tahun. Seorang pendeta pembantu dari paroki ini hanya mendapat 300, sesungguhnya tidak lebih dari rata-rata penghasilan petani.

Sumber kekayaan penting gerejawi penting juga berasal dari biara seperti gambar dibawah, di daerah Corbieres Perancis, di kota Lagrasse, biara juga merupakan tuan tanah dan penarik upeti. Biara ini contohnya memiliki hak feudal dari 20 desa, di distrik sekitar. Artinya mereka menarik semua upeti hasil panen dan pembayar dari komunitas pedesaan di daerah tersebut. Terlebih lagi estat pertama memiliki hak istimewa atas cara mereka melakukan hal tersebut.

Estat ini adalah estat yang memiliki semua hak istimewa dan kebebasan. Estat yang memiliki kekuatan sosial dan ekonomi. Tapi estat ini juga yang melakukan urusan religius dan banyak urusan lain dari komunitas-komunitas.

Jika orang biasa pada abad 18 mendapatkan pendidikan maka hal itu karena gereja.

Di pinggiran, biasanya hanya pada musim dingin anak belajar ke sekolah karen atidak banyak hal yang bisa dilakukan di kebun. Mereka memiliki pendidikan yang buruk tapi mereka berhutang atas hal tersebut kepada pendeta paroki karena hal tersebut. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana hubungan antara gereja dan masyarakat sekular. Artinya, jika gereja memungut zakat dan memiliki semua pembebasan dan hak istimewa apakah itu merupakan balasan dari orang awam karena telah memberikan pendiikan, memberikan nasihat dan menyampaikan firman tuhan?

Perncis saat itu berada di waktu gereja katolik di waktu yang kita sebut Tridentine, salah satu hal yang di sebut sebagai hasil dari reformasi Protestan pada abad 16 dan masa dimana pendeta Paris diajarkan untuk berprasangka buruk terhadap dunia dan menjaga jarak dengan dunia, dan untuk mengingatkan anggota nya dari bahaya nya dosa.

Ada contoh khotbah yang diberikan di tahun 1780 oleh seorang pendeta dari keuskupan barat Perancis, dimana ia menjelaskan dalam khotbah nya apa saja bahaya-bahaya dari dosa.

“Kenikmatan dan kebahagiaan hidup, adalah bahaya dan hampir selalu fatal, permainan, senda gurau, dan hiburan dunia adalah tanda dari kiamat, dan adalah hadiah yang diberikan tuhan karena kemarahannya tetapi air mata dan penderitaan, adalah tanda dari belas kasih tuhan dan janji atas pengampunan tuhan.” Kata Uskup Tersebut.

“Neraka, adalah masa depan yang menakutkan yang dan ditanamkan di jidad orang awam”. Kata seorang pendeta yang kerjanya adalah menjalankan misi keimanan dilain waktu.

“Paceklik, perang, banjir, dan kebakaran dsb, adalah yang didapatkan dari orang yang berdosa.” Tambahnya.

Kekuatan gereja bukan hanya datang dari ancaman, tapi dari bangunan gerejawi yang mendominasi banyak kota dan desa di Perancis. Disini kita membicarakan tentang masyarakat yang meskipun kebanyakan orang bisa menuliskan namanya, masyarakat ini adalah yang mementingkan bentuk komunikasi lisan yang di dukung dari representasi visual.

Gambar diatas adalah salah satu fresco di Albi dan gambar ini mengingatkan masyarakat akan kejayaan dan kebahagiaan menunggu mereka setelah kematian sebagai kristiani tapi keberadaan mereka sebagai orang yang buruk di dunia dan dicap sebagi pendosa akan berakhir di dalam neraka. Mereka membaca frescos ini di gereja paroki mereka atau di katedral lokal dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan saat membaca teks tertulis.

Tapi ini adalah pernyataan kuat, dari apa yang akan menghukum mereka jika tidak patuh .

Estat kedua yaitu kebangsawanan, pada abad 18 Perancis berjumlah sekitar 125.000 orang dari sekitar 25.000 keluarga bangsawan. Sama seperti estat sebelumnya hanya berjumlah 1% dari total populasi. Dan fakta nya estat ketiga kaum awam adalah adalah sekitar 99% dari populasi. Seperti gereja untuk kaum bangsawan terdapat variasu dari bentuk kekayaan. Pasti salah satu nya adalah kepemilikan lahan.

Lapisan masyarakat pada abad 18 Perancis , mungkin 30% tanah dimiliki dan dan dieksploitasi oleh estat bangsawan. Selain itu mereka juga memiliki hak untuk sisanya.

Jadi, meskipun kaum awam menduduki mayoritas tanah di Perancis mereka mengakui kekuasaan mutlak dari para ningrat, atau tuan tanah dengan membayar upeti khususnya pada musim panen

Seperti gereja, estat kedua ini juga memiliki kebebasan pajak. Mereka membayar pajak tapi menghindari pajak yang menurut mereka memberatkan.

Dalam pengakuan, setidaknya mengacu teori sejak masa medieval, peran dari estat kedua adalah persiapan untuk berperang untuk agamanya, untuk rajanya pada saat yang dibutuhkan.

Seperti gereja, kaum bangsawan memperluas kekuasaan nya , dalam demonstrasi fisik dari kesombongan, kekuasaan, intimidasi, dalam hal ini melalui lanskap.

Seperti gerejawi, kaum bangsawan ada pada setiap komunitas kehadiran personal nya sebanyak kehadiran fisiknya. Bangsawan seperti ini , sangat sering dapat dilacak keturunan nenek moyang nya dari beberapa generasi, bahkan sampai sejauh abad 12. Mereka biasanya dikenal dengan noblesse d’epee, atau nobility of the sword. Mereka adalah yang asli nya pada abad pertengahan berfungsi sebagai kesaktria, noblesse de robe. Dua anggota dari bangsawan kelas atas, anggota parlemen, yang sebenarnya berasal dari kelas menengah tetapi karena keahlian mereka dengan pengabdian mereka dan siap untuk membayar uang untuk posisi tersebut, mereka menjadi bangsawan.

Pada intinya bangsawan di bagi menjadi orang-orang yang berasal dari generasi ke generasi sebagai bangsawan atau bisa kita sebut sebagai bangsawan lama, dan bangsawan baru yang karena kemampuan, keuletan dan keahlian mereka memperoleh gelar kabangsawanan.

dan ini menimbulkan suatu teka-teki bagi kaum bangsawan sendiri.

Telah disebutkan ketika berbicara tentang gerejawi , entah bagaimana peran gereja khususnya di komunitas pedesaan adalah sebuah hubungan resiprokal atau timbal balik.

Tapi terlihat bahwa hal yang berbeda terdapat pada kaum bangsawan.

Komunitas pedesaan ini adalah Massif Central, yang merupakan area selatan perancis, yang berbukit, kasarm sulit dilalui. Dimana seorang tuan tanah bangsawan adalah keluarga polignac. Kenyataannya, desa tersebut dinamakan berdasarkan dirinya, desa Polignac. Dan muncul di permukaan desa puing2 kastil milik keluarga Polignac, sisa dari kastil yang di robohkan oleh petani yang murka setelah revolusi 1789. Sebelum revolusi keluarga Polignac, seperti keluarga kerajaan lainnya menghabiskan banyak waktu mereka di istananya.

Menghabiskan waktu mereka di sebuah tempat terisolasi. Komunitas kecil macam ini terlihat sangat membosankan bagi mereka. Mereka mengandalkan pelayan untuk memungut upeti. Tetapi sebuah pertanyaan muncul hubungan seperti ini lebih terlihat seperti hubungan satu arah bukan hubungan resiprokal seperti yang diharapkan komunitas pedesaan agar para bangsawan hadir di tengah-tengah mereka. Semakin banyak orang awam memberi upeti semakin lama semakin kecil kehadiran para bangsawan

Ketegangan akan peran dari bangsawan inilah yang semakin memperuncing keadaan dan beberapa contoh dari hal ini seperti di Alsace. Dan ini memiliki hubungan dengan dimensi pusar dari sejarah peperangan dan bangunan pada abad 17 dan 18.

Alsace adalah bagian dari Perancis, yang masih berdiri dengan benteng kokoh yang dibangun pada abad 17 dan 18 , sebagai Raja Perancis, seperti raja lainnya di eropa mereka membentengi dirinya dengan benteng-benteng kokoh. Di Kota bernama Neuf-Brisach yang bahkan dibangun khusus sebagai kota tembok, sebagai kota isolasi.

Intinya pada abad 17 dan 18. Semua kekuatan militer secara efisien berkonsentrasi pada Kerajaan. Bahkan kaum bangsawan pada teorinya, memliki peran untuk berperang untuk kerajaannya, bangsawan adalah tentara pribadi untuk mendukung masalah kerajaan, pada abad 17 dan 18 ini hal tersebut bukan lagi peran mereka. Keluarga bangsawan Perancis tak lagi memiliki tentara pribadi.

Jadi, Jika sekarang tanggung jawab untuk melindungi Raja adalah tanggung jawab diri Raja sendiri dan tentara kerajaan

Maka apa justifikasi dari semua hak istimewa dan kebebasan yang dinikmati para bangsawan sebagai estat kedua ?

Salah satu tema terbaik dari sejarah Perancis pada abad 18 adalah meningkatnya sentralisasi kekuatan di tangan mentri-mentri Raja, dan birokrasi kerajaan di Versailles.

Sebuah ketegangan fundamental antara Versailles dan provinsi lainnya, antara hak jaman dahulu dan tradisi provinsi Perancis didominasi oleh bangsawan dan otoritas pribadi raja yang berada di Versailles dan itulah yang akan dibahas di part 4.

Sumber :

Prof. Peter McPhee, University of Melbourne, French Revolution Course

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
bottom of page