Mengapa Laut Cina Selatan?
Atmosfir ketegangan antar negara semakin meningkat dalam mengklaim Laut Cina Selatan untuk masuk kedalam teritori negara masing-masing. Negara-negara tersebut saling mengemukakan dan membuat alasan-alasan yang kuat untuk mengklaim Laut Cina Selatan seutuhnya menjadi kawasan milik mereka.
Ekskalasi ketengangan meningkat drastis pada awal Mei 2014 lalu ketika kilang minyak Cina His Yang Shi You 981(HYSY 198) memulai operasi pengeboran minyak yang masuk kedalam wilayah ZEE (Zona Eksklusif Ekonomi) dan landas kontienental Vietnam. Pergerakan ini telah mengindikasikan ancaman yang luar biasa dari Tiongkok bahwa Tiongkok tidak mengakui teritori negara lain yang mengklaim bagian dari Laut Cina Selatan.
Klaim atas keseluruhan Laut Cina Selatan ini telah dilakukan oleh banyak negara termasuk Tiongkok , Taiwan, Vietnam, dan Filipinasengketa ini pun telah dibawa ke ranah PBB namun belum terselesaikan.
Tiongkok sebagai negara yang paling besar dibandingkan negara lain yang mengklaim kepemilikan Laut Cina Selatan berargumen bahwa fakta-fakta sejarah pada zaman Dinasti Han 110 M telah dilakukan ekspedisi ke Spratly Island oleh bangsa Cina dan pedagang Cina dan sejak masa Dinasti Ming 1403 M nelayan dan pedang telah menetap di kepulauan ini. Atas dasar ini pada tahun 1947 dan 2009 Cina mengeluarkan peta Nine Dashed Line.
Pada tahun 2012 setelah bersitegang dengan Filipina akhrinya Cin mendirikan bangunan permanen di Scarborough Shoal.
Mengapa Laut Cina Selatan sangat diperebutkan oleh negara-negara ini? LCS bukan Cuma jalur strategis perdagangan yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, namun juga pintu masuk bagi perdagangan di kawasan Asia Timur, 85%impor energi Cina dan suplai minyak ke Jepang dan Korea melewati perairan ini. 55% hasil produk India yang diperdagangkan dengan Asia Pasifik melewati LCS ke Cina, Jepang, Korea dan Amerika Serikat.
LCS juga penuh dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, merupakan penghasil ikan konsumsi tertiggi di dunia untuk keperluan ekspordan rumah tangga. Kawasan ini juga memiliki kandungan 50 miliar ton minyak mentah dan lebih dari 20 triliyun meter kubik gas alam didalam isi perut buminya.
Dengan kekayaan seperti ini maka bukan hanya negara yang memiliki bagian atas klaim LCS yang tergiur untuk mengklaim keseluruhan wilayah LCS, Amerika Serikat pun seperti biasa ikut campur dalam “menjaga” kedaulatan negara-negara lain yang merasa bagian nya di LCS telah di kuasai sepenuhnya oleh Cina.
Merespon hal ini Cina memulai pembangunan pulau buatan yang didesain untuk pengkalan kapal selam. Walaupun sebelumnya Cina telah membangun pangkalan armada AL di Pulau Hainan akan tetapi respon ini wajar dilakukan Cina mengingat jarak pulau Hainan yang berada 900KM dari Spratly Island.
Ketegangan ini dapat menjadi ancaman bagi Indonesia, karena dengan adanya masalah klaim LCS para negara yang berseteru didukung aliansi masing-masing akan saling memperkuat pertahanan dan militer negara masing-masing dan berkumpul dalam kawasan ini. Sebagai negara yang penuh dengan sumber energi bukan tidak mungkin menjadi target perburuan sumber energi yang sedang gencar dilakukan negara-negara barat dan Russia mengingat Arab Spring masih terus berlanjut ke tiap-tiap negara yang memiliki cadangan minyak bumi dan sumber energi lain yang berlimpah.
Belum lagi menyebutkan tertangkapnya kapal Tiongkok yang mencuri ikan di kawasan ZEE Indonesia di kepulauan Natuna dengan dikawal oleh kapal Coast Gurad milik Tiongkok.
Sumber : Memahami ancaman, menyadari jati diri sebagi modal membangun Indonesia Emas,Oleh Jend. Gatot Nurmantyo.
